BANDUNG,SNI. Net - Keberagaman seni adalah suatu realitas kultural, yang mana di dalamnya terkandung makna yang dalam dan luas. Dalam konteks ini, realitasnya dihadapkan pada sifat universalitas nilai artistik dan nilai estetik yang mewujud menjadi karya seni rupa.
Dalam mewujudkan karyanya, seorang perupa akan menampakan ciri khasnya, yakni bakat dan keasliannya. Di sini akan tertera seberapa jauh keterampilan teknik seninya dan bagaimana ia memperlakukan unsur-unsur bentuk seni dalam caranya yang unik dan asli. Inilah gaya kesenimannya dalam hal bentuk.
Selain gaya bentuk, seorang seniman dikenal lewat gaya isi, yakni pilihan objek seninya, caranya memandang objek, kedalaman pandangannya tentang objek, sikapnya terhadap objek, dan lain-lain.
Seni yang bermutu adalah seni yang mampu memberikan pengalaman estetik, pengalaman emosi, pengalaman keindahan, atau pengalaman seni yang khas milik dirinya. Clive Bell menamakan kualitas seni yang demikian itu sebagai significant form atau bentuk bermakna.
Dalam konteks seni rupa kontemporer, para perupa memiliki kecenderungan dalam merespon ruang dan waktu secara bersamaan sehingga wujud karyanya mengundang multi tafsir, hal ini terjadi menarik untuk diungkap dan ditata sedemikian rupa dalam bentuk pameran.
Nuansa Rupa International Contemporary Art Exhibition merupakan kegiatan pameran kolaborasi bersama yang menghadirkan para perupa tanah air dan perupa mancanegara, dengan visi: seni dalam spirit keberagaman.
Nuansa adalah variasi atau perbedaan, arti lainnya yaitu kepekaan rasa terhadap sesuatu tentang makna atau nilai. Berangkat dari terminologi ini, nuansa diarahkan pada sebuah konteks peristiwa berkesenian bernama pameran seni rupa kontemporer, yang terdiri dari karya lukis, patung, drawing, photografi, multimedia, dan seni instalasi.
Selain sajian pameran, dalam peristiwa perhelatan seni ini, ada serangkaian kegiatan yang menyajikan wacana seni yang mengangkat berbagai isu kekinian seni rupa seperti simposium, seni dan spirit feminisme, fenomena busana kebaya, dan demo lukis model.
Pameran Nuansa Rupa diikuti oleh 44 seniman tanah air dan 14 seniman manca negara serta dikurasi langsung oleh Curator A.K Patra Suwanda, M.Sn., alumni Pascasarjana ISBI Bandung yang merupakan perupa dan aktif dalam penyelenggaraan pameran seni rupa.
Pameran dengan skala internasional ini melibatkan seniman dari 13 negara, yakni : Singapura (Karina D. Simom), Jepang (Maya Mekira), India (Nicole Mehika), Palestina (Halima Aziz), Afganistan (Nessar Ahmad), Prancis (Chira bang), Inggris (Natalia March), Jerman (Regina Kehrer), Haifa IL (Mikhal Avrech), Italia (Dudi Arte, Marco & Judith Valencia), Argentina (Hagopian), Kolombia (Libardo Mojica), dan Indonesia.
Indonesia sebagai tuan rumah menghadirkan karya seniman maestro Alm. Jeihan Sukmantoro serta para seniman produktif, seperti Taat Joeda, Basuki Bawono, Tjutju Widjaja, Lenny R. Weichert, Supriatna, Gustiyan Rachmadi, Andang Iskandar, Ray Bachtiar, Jatnika Darajatun, Yeni Fatmawati, Ariesa Pandanwangi, Rini Maulina, Setiyono Wibowo, Abdurahman Abro, Deddy Syarif, Asep Chaerulloh, Rahman Joeda, Mhaz Yanta, dan beberapa seniman mumpuni lainnya.
Di samping itu ada juga seniman yang sering mengikuti berbagai bienalle di berbagai negara benua Eropa yaitu Tondi Hasibuan, yang juga bertindak sebagai Ketua Komite Nuansa Rupa.
Di sisi lain, terdapat seniman muda dengan talenta seni yang memikat seperti Yudrika N. Adilla, Erlina Nurtaufikah, Zistin Moya, dan Peter Rhian. Mereka menghadirkan karya-karya dengan nuansa rupa kekinian, yakni spirit kontemporer.
Nuansa Rupa International Contemporary Art Exhibition akan berlangsung dari tanggal 14 – 28 Juni 2022 di Gastro Market Bandung Grand Central Jl. Diponegoro No. 27 Bandung.
Pameran ini akan dibuka dan diresmikan oleh Kenny Dewi Kaniasari selaku Kadisbupar Kota Bandung dan Arman Hermawan Central selaku Director Agung Podomoro Group.
Jurnalis : AK. Patra, S
Editor. : Hariono
0 Komentar